Rabu, 18 Juli 2012

Masa Prasejarah
Seperti karya-karya peradaban manusia yang lainnya, sejarah animasi ternyata sama tuanya dengan perkembangan peradaban manusia di bumi ini. Sejak jaman pra sejarah, manusia purba telah berusaha untuk membuat gambar-gambar bergerak sesuai dengan imajinasi mereka serta dengan keterbatasan alat yang mereka gunakan pada waktu itu. 

Lukisan dinding gua altamira di Spanyol merupakan bukti peninggalan peradaban manusia pra sejarah pada masa Paleolithicum, berupa lukisan dinding gua tentang binatang dan perburuan, sebagai cermin dari kondisi kehiduapan mereka pada waktu itu. Dari sekian banyak lukisan dinding gua, ada beberapa lukisan yang apabila dicermati, merupakan upaya manusia purba untuk menggambarkan sebuah garakan. Lukisan tersebut berupa lukisan binatang yang digambarkan dengan kaki yang banyak. Hal ini sebagai bukti, bahwa mereka telah berupaya untuk membuat kesan seolah-olah binatang tersebut sedang berlarian.
Masa Peradaban Mesir Kuno
Perkembangan animasi tidak berhenti pada masa prasejarah saja, namun terus berkembang bahkan hingga saat ini. Pada masa peradaban Mesir kuno, orang-orang pada masa tersebut telah berupaya untuk membuat sebuah rangkaian gambar yang memiliki makna sebuah gerakan dan bahkan mengandung unsur cerita. Peradaban Mesir telah terbukti sebagai sebuah peradaban yang sangat maju, pada waktu itu. Dengan huruf hieroglif meraka meninggalkan bukti catatan peradaban maju mereka yang mengundang decak kagum manusia hingga saat ini. Diantara ribuan peninggalan peradaban Mesir, mereka juga meninggalkan bukti adanya upaya manusia untuk membuat gambar yang mereka buat seolah-olah sedang bergerak.

Pharao Ramses II di Mesir membangun sebuah kuil untuk Dewa Isis. Tidak seperti pada kuil-kuil yang lain, dalam kuil dewa isis tersebut terdapat beberapa tiang yang terdapat relief fugur dewa, dalam urutan gerakan yang runut. Kuil tersebut sebagai bukti adanya upaya manusia pada masa Mesir kuno untuk membuat gambar yang seolah-olah sedang bergerak.

Masa Perdaban Yunani Kuno
Pada masa yunani kuno, upaya untuk membuat rangkaian gambar yang terkesan bergerak telah mereka lakukan. Bukti adanya upaya tersebut dapat dilihat melalui beragam benda-benda seni yang telah dihasilkan oleh peradaban Yunani kuno, diantaranya adalah kendi. Kendi-kendi yang artistic tersebut seringkali dilukis dengan figure-figur tokoh dalam tahapan gerakan yang mengelilingi kendi. Jika kendi diputar, maka akan memberikan efek gerakan.
Relief Candi 
Selain pada peninggalan peradaban kuno diatas, masih ada lagi bukti perkembangan animasi pada perdaban manusia, yaitu relief candi. Dimana pada relief tersebut rentetan panel relief mengandung unsur cerita dan seolah-olah hidup dalam benak orang yang melihat dan menghayati alur ceritanya.
Wayang
Wayang kulit yang dimainkan oleh dalang, dengan efek-efek suara berupa gamelan, dan alur cerita yang sangat kuat, mampu menyedot perhatian pemirsanya selama berjam-jam hingga semalam suntuk, adalah bentuk animasi pertama yang sudah dikatakan lengkap, dimana unsur-unsur animasi adanya gambar yang bergerak, alur cerita dan efek suara, sudah terpenuhi.

The Persistance of Vision  
Perkembangan animasi selanjutnya, lebih ditekankan pada aspek keilmuan, dan mulai merambah bidang teknologi, meskipun dengan hasil yang sangat sederhana. Adalah Thomas Alfa Edison (1860), selain terkenal dengan penemuan lampu pijarnya, juga mengamukakan sebuah teory  yang di kenal dengan "The Persistance of Vision". Inti dari teori tersebut adalah, jika kita melihat sebuah gambar, maka citra gambar tersebut akan terekam dalam retina manusia selama 1/10 detik sebelum citra akan gambar tersebut benar-benar menghilang.
Berbasis pada teori tersebut, mulai muncul orang-orang yang memperdalam ilmu untuk membuat agar sebuah gambar tampak hidup dan bergerak-gerak. Dengan teknologi yang sangat sederhana, mereka mampu menciptakan alat yang mampu membuat rangkaian gambar, dapat tampak hidup dan bergerak. Tentu saja penemuan teknologi tersebut mampu membuat kekaguman orang pada saat itu.  

Thaumatrope (Paul Roget - 1828)
Merupakan sebuah alat yang sangat sederhana, berupa sebuah kepingan yang memiliki dua gambar, di satu sisi bergambar burung dan sisi lain bergambar sangkar.  Kepingan tersebut pada kedua sisinya diberi pegas atau tali yang fungsinya untuk memutar. Jika kepingan berputar, maka akan terlihat seekor burung yang ada didalam sangkar. Alat ini membuktikan teori dari Thomas Alfa Edison tentang persistance of vision. 
Phenakistoscope (Joseph Plateu - 1826)
Berupa sebuah kepingan gambar, dan di sisi lain terdapat kepingan dengan lubang-lubang di sekitarnya. Ketika kepingan gambar terebut diputar, melalui lubang yang talah disediakan, akan terlihat rangkaian gambar tersebut bergerak. 
Zeotrope (Pierre Desvignes - 1860)
Hampir sama dengan Thaumatrope, Zoetrope berupa rangkaian gambar yang dimasukkan dalam sebuah tabung, dibagian lain dari tabung diberi lubang untuk melihat gambar. Ketika tabung digerakkan, maka gambar tersebut akan terlihat bergerak.

Penemuan Film Proyektor
Penemuan film proyektor oleh Thomas Alfa Edison, membuka peluang baru untuk menciptakan gambar yang bergerak. Dengan menggunakan media film proyektor, semakin mempermudah cara untuk membuat rangkaian gambar menjadi hidup dan bergerak. Gambar dibawah ini merupakan proyektor pertama yang di ciptakan oleh Thomas Alfa Adison.
Film Animasi
Era setelah diketemukannya proyektor dan perkembangannya, mulai bermunculan film-film animasi pendek yang dibuat dengan teknik yang masih sangat sederhana serta dengan keterbatasan alat yang digunakan. Film-film pada awal perkembangan animasi adalah sebagai berikut.  
  1. Humourous Phases of Funny Faces. (Stuart Blackton - 1906)
    Film animasi ini, berupa gambar kartun yang di buat dengan kapur tulis diatas papan tulis. Teknik pengambilan gambarnya adalah dengan menggambar kemudian difoto dan dihapus untuk diganti dengan gambar selanjutnya. Rangkaian foto-foto tersebut kemudian digabung dan disajikan sebagai film animasi. Film inilah yang menggunakan teknik "stop-motion" yang pertama didunia.
  2. Gartie The Dinosaur (Winsor McCay 1914)
    Merupakan fim animasi yang sudah memasukkan unsur cerita didalamnya.
     
  3. Felix the Cat (Otto Massmer, 1919)
    Pada film ini sudah jauh lebih menarik, karena adanya unsur cerita yang megalir, serta beberapa efek yang membuat film ini menarik.
  4. Flowers and tree (Walt Disney, 1932)
    Film flowers and tree, sebelumnya telah diproduksi dalam bentuk film hitam putih, film tersebut akhirnya di produksi ulang dengan menambahkan unsur warna. Flowers and tree akhirnya memenangkan Academy Award untuk kategori film pendek animasi.


Merupakan sistem code yang mengacu pada matrik barcode sederhana, secara visual berbetuk kotak dan berisi kotak-kotak kecil yang disusun secara acak, serta berwarna hitam dan putih.


Melalui alat pemindai dan software yang dapat didownload secara gratis, QR Code tersebut dapat dibaca untuk menampilkan data-data yang tersimpan dalam QR Code tersebut.

Fungsi dan Kegunaan QR Code.

  1. QR Code Instruction
    Ketika sebuah produk membutuhkan sebuah buku petunjuk berupa instruksi yang cukup kompleks, maka dengan menggunakan QR Code konsumen dapat memindai code tersebut untuk langsung membuka halaman web yang berisi semua instruksi yang dibutuhkan. Dengan QR Code ini maka akan jauh menekan biaya untuk mencetak buku panduan instruksi yang mahal.
  2. QR Code Timetables
    Sebuah informasi yang sangat sering mengalami update, seperti jadwal misalnya akan memakan biaya yang mahal jika menggunakan media cetak, namun dengan menggunakan QR Code dapat jauh menekan biaya cetak dan lebih efektif, mengingat dengan memindai QR Code tersebut dapat langsung mendapatkan informasi yang paling up to date melalui website.
  3. QR Code Advertising
    Melalui QR Code dapat dimanfaatkan untuk membawa user pada halaman website yang berisi iklan, poster atau apapun bentuk informasi advertising. Sehingga cara ini dipandang sangat praktis dan murah.
  4. QR Code Story Telling
    Informasi menarik dan dipandang penting, namun ketika diterapkan pada sebuah kemasan tidak cukup tempat, maka QR Code merupakan solusi yang sangat praktis, dengan memindai QR Code tersebut akan membawa user pada informasi yang lebih ditail melalui website. Sehingga kemasan dapat dirancang lebih simpel dan menarik namun serat akan informasi yang dapat diakses dengan memidai  QR Code.
  5. QR Code Data Capture
    Dengan memanfaatkan QR Codes, user dapat mengases data-data yang diinginkan misalnya mendownload MP3, maupun PDF. Dengan metode QR Code untuk data capture, dimungkinkan mendapatkan data-data pengunjung dengan memasukkan email ketika mendownload MP3 atau PDF.
  6. QR Code Maps
    Manfaat lain dari QR Code adalah menunjukkan peta lokasi, sehingga user dapat menuju ke lokasi dengan tepat. Motode ini dapat dimanfaatkan misalnya untuk even promosi yang diadakan disuatu tempat. Dengan memindai QR Code yang disediakan akan langsung menunjukkan peta lokasi dimana even tersebut diadakan.
  7. QR Code Voice Massages
    Dengan menggunakan QR Code, dapat digunakan untuk menyimpan pesan dalam bentuk suara yang diakses melalui internet. Ketika memberikan sebuah hadiah, kemudian pada bungkus hadiah tersebut terdapat QR Code, maka penerima hadiah dapat memindai QR Code tersebut untuk dapat mendengarkan pesan suara dari pemberi hadiah.
disadur dari :
http://www.attitudedesign.co.uk/qr-codes/




Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!